Shop

murid istimewa: jerit lirih seorang sahabat

Mula-mula, Torey tidak merencanakan untuk menulis tentang Ladbrooke dalam buku MURID ISTIMEWA: JERIT LIRIH SEORANG SAHABAT ini. Dia hanya berniat menulis tentang anak-anak dan menyertakan Ladbrooke hanya sebagai pembantu di kelas. Namun, di saat naskah sedang dalam proses penulisan, Torey juga tercengang karena ternyata naskah itu malah bercerita tentang Ladbrooke.

Torey panik karena mungkin saja penerbitnya tidak akan menyukai penyimpangan kisah ini dari sinopsis yang telah mereka beli. Dia mengirimkan naskah setebal 250 halaman yang belum tuntas itu kepada penyuntingnya menjelang Natal tahun itu untuk mengetahui apakah dia bisa melanjutkan kisah itu. Syukurlah, ternyata semuanya menyukai “kisah yang bercerita sendiri” itu.

Share

Temui Penulis

Buku Torey Hayden “MURID ISTIMEWA: JERIT LIRIH SEORANG SAHABAT” bukan sekadar buku biasa. Meskipun setiap halaman menampilkan misteri gangguan emosional, seks, alkoholisme, kekerasan, dan kejahatan dari semua dimensi, setelah membacanya para pembaca yakin bahwa dunia bisa sangat penuh cinta, kasih sayang, kehangatan, dan ketertiban. Label diagnostik pada keenam anak dalam kisah ini – kebisuan sukarela, skizofrenia, autisme, keterbelakangan mental – sama sekali tidak menimbulkan rasa muak kepada anak-anak ini, anak-anak yang tidak mau bicara, yang buang air besar di sembarang waktu, yang suka mengerang dan bermasturbasi pada kaki kursi. Justru sebaliknya, kita menjadi sangat terlibat dan ingin tahu bagaimana dan kapan mereka bisa berubah.

Dan seandainya enam anak lelaki dan perempuan ini masih belum cukup, seorang ibu yang bermasalah muncul dalam kisah ini. Dia adalah Ladbrooke, ibu Leslie si anak autis. Ladbrooke adalah wanita yang sangat anggun, perayu, cantik jelita, tetapi juga pemabuk, penganut seks bebas, dan amat judes.

Inti kisah ini adalah persahabatan antara Ladbrooke dan Torey yang terus berkembang, yang mengingatkan kita bahwa cinta bisa muncul dalam berbagai bentuk. Ladbrooke ingin menjadi “seorang anak biasa” di dalam kelas. Judul buku ini yang biasa-biasa saja menyiratkan moral buku ini: hidup ini akan penuh makna jika kita berhubungan dan melibatkan orang lain. Dan kenangan seorang guru yang luar biasa ini meyakinkan pembaca bahwa salah satu pekerjaan yang sangat berat dalam bidang pendidikan, sebuah tugas yang belum berapa lama ini dianggap sebagai tugas yang sia-sia, bisa memberikan imbalan yang sangat bermakna dan kreatif.
Ulasan Buku New York Times

Di manakah mereka sekarang?

Dirkie sekarang berusia sekitar 30an tahun. Dia masih belum mampu hidup mandiri, sehingga sekarang tinggal di sebuah tempat penampungan, yang juga memberinya pekerjaan.

Torey kehilangan jejak Mariana.

Leslie sekarang berusia sekitar 26-29 tahun. Perkembangannya baik, meskipun masih menderita autisme parah, dan ini berarti dia tidak bisa hidup mandiri. Dengan demikian, dia tetap tinggal di rumah bersama Tom. Namun, dia telah pandai menyesuaikan diri dan menikmati hidupnya. Tom telah menikah lagi.

Torey kehilangan jejak Geraldine, dan hanya tahu bahwa dia masih tetap tinggal di Irlandia Utara.

Shamie sekarang berusia sekitar 30an tahun. Dia telah kembali tinggal di Irlandia Utara dan bekerja sebagai pegawai negeri. Dia mengirimkan pesan berikut ini untuk pembaca:

Halo, ini Shamie dari buku MURID ISTIMEWA: JERIT LIRIH SEORANG SAHABAT.

Saya merasa tersanjung karena diminta memberikan sumbangsih untuk situs web Torey. Tahun itu adalah tahun yang istimewa dalam kehidupan saya. Saya sangat bingung dan kesal ketika masuk ke kelas Torey, dan tempat itu adalah tempat yang luar biasa yang menimbulkan rasa tenang dan diterima. Saya rasa, saya tidak akan kembali ke kampung halaman saya di Belfas, seandainya saya tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh besar dalam lingkungan yang aman tahun itu. Saya ingin memberikan dorongan semangat bagi siapa saja yang mungkin merasa kesepian, terkucil, atau kesal. Amatlah penting mengetahui bahwa ada orang-orang yang penuh perhatian di dunia ini. Saya memiliki kesempatan untuk mengalaminya. Saya harap orang lain pun begitu. Teruslah berusaha. Teruslah mencari. Usaha itu tak akan sia-sia.

Shemona sekarang berusia 20an tahun. Dia tetap tinggal di AS. Dia pernah bekerja di bidang hubungan masyarakat, tetapi baru-baru ini beralih menjadi guru. Dia mengirimkan pesan ini untuk pembaca:

Hai. Saya menulis pesan ini sekadar untuk mengabarkan bahwa keadaan saya baik-baik saja dan saya menjalani kehidupan yang menyenangkan. Saya berhasil meraih gelar S2 dalam bidang pendidikan. Saya hanya sebentar menjadi guru. Ternyata pekerjaan sebagai guru tidak cocok bagi saya. Jadi, sekarang saya bekerja di penerbit buku ajar, menyusun bahan pelajaran untuk di kelas. Saya sudah menikah dengan pacar saya empat tahun yang lalu dan sekarang kami punya seorang putri bernama Rosheen yang sudah berusia dua setengah tahun. Dan saya masih tetap merawat bayi saya yang satu lagi, Ronnie [kucing Burma itu]. Saya rasa cukup sekian kabar dari saya.

Ladbrooke sudah kembali melakukan penelitian. Dia bercerai dengan suami keduanya beberapa tahun yang lalu. Dia dan Torey masih tetap bersahabat.

Mula-mula saya tidak ingin menulis apa pun untuk forum ini. Ketika Torey memintanya, saya merasa seakan kehidupan pribadi saya dikotak-katik dengan cara yang aneh, seakan mengakui seluruhnya sekali lagi. Hanya saja kali ini mengakuinya di depan umum, tentang betapa buruknya keadaan sepanjang tahun itu bagi saya. Jadi, saya berkata kepadanya, doakan saja diri saya. Namun, diam-diam saya sering membaca papan pesan ini, dan paling sering berkunjung ke halaman “kami” di sini ini dan membacanya berulang-ulang. Saya serasa kembali ke tahun itu, yang sebetulnya tidak bisa dikatakan tahun yang menyenangkan sebab tahun itu sangat berat. Anda juga pasti tahu maksud saya. Mungkin saya mengingatnya di luar kepala. Saya sering membaca tulisan ‘Shamie’ dan ‘Shemona’ dan saya terus berpikir, “Saya juga ingin berada di sini.” Saya ingin diakui sebagai bagian dari kelas tersebut, sebab kelas itu memang kelas “saya” juga.

Sungguh sulit menulis sesuatu yang baru. Seperti yang sudah pernah saya katakan, saya tidak selalu mudah berpartisipasi. Setiap orang yang diminta oleh Torey untuk mengirimkan pesannya di halaman bukunya ini kedengarannya seperti sudah berhasil menata kehidupannya dengan baik, dan hal itu bagus sekali. Saya masih harus berjuang, dan tidak mudah mengakui hal itu, bahkan bertahun-tahun kemudian seperti sekarang ini. Tapi, begitulah, saya mengatakan apa adanya.

Jadi, seperti yang pernah saya katakan, seandainya pun saya punya pesan untuk para pembaca buku-buku ini, saya ingin mengatakan betapa pentingnya untuk tetap bertahan. Betapa pentingnya mencoba berbagai hal yang berbeda dan sulit, berpikir dengan cara yang tidak biasa kita lakukan. Betapa pentingnya ‘keterhubungan’, karena kita hidup terpisah-pisah, dan hanya pada saat kita saling menyayangilah kita menjadi lengkap. Torey punya sebuah ungkapan untuk saya, ungkapan yang belum pernah saya lihat ditulisnya dalam bukunya yang lain, dan saya rasa ungkapan itu merangkum apa yang terjadi pada diri kita semua selama proses penyembuhan itu. Setiap kali mengalami hal yang buruk, hidup terasa sangat menyebalkan, dan saat saya merasa pasti tidak akan mampu bertahan, Torey selalu berkata, “Ya, memang berat. Memang amat sangat berat. Tapi, ‘berat’ bukan berarti ‘tidak mungkin.” Menurut saya, kata-kata itu benar sekali. Saya rasa, cara tersebut adalah cara yang baik untuk memandang segala sesuatu, dan saya masih terus berusaha untuk bersikap seperti itu, hari demi hari..